PAMEKASAN | Indonesia24news.net
Suara mesin dan aroma kayu di bengkel kerja Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pamekasan terdengar setiap hari. Di tempat itu, para warga binaan sibuk mengasah kayu, mencetak kue, dan menata produk dengan rapi. Siapa sangka, di balik tembok tinggi dan pintu besi, lahir karya-karya kreatif bernilai ekonomi yang kini mulai dikenal sebagai produk UMKM khas Lapas Pamekasan.
Kepala Lapas Pamekasan, Syukron Hamdani, mengatakan bahwa bengkel kerja bukan sekadar tempat mengisi waktu, tetapi wadah untuk belajar dan menata masa depan.
Kami ingin membekali mereka dengan keterampilan nyata agar bisa mandiri setelah bebas nanti. Tujuannya sederhana: mereka bisa hidup terhormat, punya penghasilan sendiri, dan tidak kembali ke jalan yang salah,” ujarnya dengan nada tenang.
Melalui program pembinaan kemandirian ini, warga binaan dilatih membuat berbagai produk. Dari kerajinan kayu seperti miniatur perahu dan meja kursi, hingga kuliner olahan berupa camilan tradisional dan minuman herbal yang dikemas secara higienis. Ada pula layanan cuci kendaraan yang dikelola dengan profesionalitas tinggi.
Seluruh proses dilakukan bersama—mulai dari perencanaan, pengerjaan, hingga pengemasan. Di sinilah nilai gotong royong, tanggung jawab, dan semangat kerja tumbuh di antara mereka.
Plh Kasi Kegiatan Kerja, Fariz, menambahkan bahwa pihaknya kini sedang berupaya memperluas pemasaran hasil karya warga binaan.
Kami sedang mengusahakan agar produk-produk ini bisa masuk e-katalog LKPP dan marketplace. Harapannya, masyarakat bisa melihat bahwa hasil karya warga binaan juga layak dibeli dan digunakan,” jelasnya.
Program bengkel kerja ini tidak hanya melatih tangan, tetapi juga menumbuhkan harapan baru bagi mereka yang sedang menjalani masa hukuman. Dengan dukungan masyarakat dan instansi pemerintah, Lapas Pamekasan ingin membuktikan bahwa lembaga pemasyarakatan bukan tempat menghukum, tapi tempat membina dan mengembalikan manusia ke jalan kehidupan yang lebih baik.
Di bengkel kecil itu, setiap pahatan, adonan, dan kemasan produk menjadi simbol perubahan. Bukti bahwa di balik jeruji, masih ada semangat untuk bangkit, berkarya, dan menjadi manusia yang lebih mandiri. Red





























