Pamekasan | Indonesia24news.net
Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 membawa kabar gembira bagi ratusan penghuni Lapas Kelas IIA Pamekasan. Pada momen 17 Agustus 2025 ini, mereka menerima pengurangan masa hukuman (remisi) baik Remisi Umum maupun Remisi Dasawarsa.
Dari ratusan warga binaan penerima remisi, sebanyak 14 orang langsung dibebaskan hari itu juga.
Kepala Lapas Pamekasan, Syukron Hamdani, menegaskan bahwa pemberian remisi bukan hanya soal pemotongan masa pidana, tetapi juga penghargaan negara bagi warga binaan yang serius memperbaiki diri.
“Remisi menjadi bentuk apresiasi atas disiplin, perilaku baik, serta partisipasi aktif mereka dalam pembinaan. Harapannya, kesempatan ini bisa memacu semangat agar semakin siap kembali hidup bermasyarakat,” ungkap Syukron.
Sementara itu, pemberian remisi secara simbolis diserahkan langsung oleh Bupati Pamekasan, Dr. KH. Kholilurrahman, S.H., M.Si usai upacara peringatan detik-detik proklamasi di Pendopo Agung Ronggosukowati.
Dalam sambutan tertulis Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto yang dibacakan bupati, ditegaskan bahwa remisi adalah salah satu instrumen penting dalam proses pembinaan narapidana.
“Negara memberikan penghargaan kepada mereka yang sungguh-sungguh ingin berubah. Dengan remisi, kami berharap warga binaan semakin termotivasi untuk disiplin dan menata kembali masa depannya,” tulis Menteri.
Berdasarkan catatan Sistem Database Pemasyarakatan, hingga 17 Agustus 2025 jumlah penghuni Lapas Pamekasan mencapai 798 orang, terdiri dari 686 narapidana dan 112 tahanan. Angka ini melampaui kapasitas ideal 670 orang.
Adapun rincian remisi tahun ini sebagai berikut:
Remisi Umum I: 538 orang (potongan 1–6 bulan)
Remisi Umum II (bebas): 10 orang
Remisi Dasawarsa I: 601 orang (111 orang mendapat pengurangan 3–85 hari, 490 orang mendapat potongan penuh 3 bulan)
Remisi Dasawarsa II (bebas): 4 orang
Salah seorang penerima remisi bebas, AS (66 tahun), napi kasus pembunuhan yang sudah hampir 9 tahun mendekam di penjara, tampak tak kuasa menahan rasa syukur.
“Ini adalah hadiah kemerdekaan terbesar buat saya. Saya ingin kembali ke keluarga, bekerja, dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan masa lalu,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Red





























